Republiktimes.com – 2 tahun lebih sudah kecamuk perang pecah di Ukraina, pasca operasi militer pada 24 Februari 2022 silam, yang dilancarkan oleh pihak Rusia. Ukraina pun seakan tak berdaya, menghadapi gempuran terus-menerus yang dilancarkan oleh Militer Rusia.
Meski demikian, kabar baik beredar, saat Presiden Rusia, Vladimir Putin secara tegas menyampaikan 2 syarat untuk mengakhiri perang di Ukraina.Yakni membatalkan bergabung dengan NATO dan menyerahkan 4 provinsi yang diklaim oleh Moskow.
Dilansir dari kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (15/6/2024), 2 syarat tersebut dinilai oleh Putin sangat sederhana, dan Rusia bersedia melakukan gencatan senjata jika dipenuhinya. Meski diketahui belakangan, 2 syarat tersebut langsung ditolak oleh Kyiv, karena dinilai sama saja dengan menyerah.
“Syaratnya sangat sederhana,” ujar Putin, seraya menyebutkan penarikan penuh pasukan Ukraina dari seluruh wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia di Ukraina Timur dan Selatan.
Lebih lanjut, Putin menegaskan, bahwa Militer Ukraina harus ditarik total, dari 4 wilayah yang telah disebutkan di atas. Di mana hal itu disampaikan, saat dirinya berbicara pada malam pertemuan puncak perdamaian besar di Swiss, yang diatur oleh Ukraina dan sekutunya.
“Pasukan Ukraina harus ditarik sepenuhnya dari Republik Rakyat Donetsk, Republik Rakyat Lugansk, wilayah Kherson dan Zaporizhzhia,” tegas Putin, dalam pidato yang disiarkan televisi kepada diplomat Rusia di Moskow.
Adapun Rusia sendiri mengaku telah mengklaim keempat wilayah tersebut pada tahun 2022, meski tidak memiliki kendali penuh atas salah satu wilayah tersebut.
“Segera setelah Kyiv menyatakan siap melakukan hal ini dan mulai menarik pasukannya, serta secara resmi membatalkan rencana bergabung dengan NATO, kami akan segera–pada saat itu juga–gencatan senjata dan memulai perundingan,” ungkap Putin.
Di sisi lain, Moskow sendiri juga diketahui telah merebut dan mencaplok semenanjung Krimea di Ukraina, pada 2014 silam. Hal ini pun lantas memicu kemarahan internasional dan konflik bersenjata antara kelompok separatis yang didukung Rusia, dan pasukan Kyiv di bagian timur negara tersebut.
Putin juga mengulangi seruannya untuk melakukan “denazifikasi” di Ukraina. Termasuk diakhirinya sanksi oleh Barat, juga harus menjadi bagian dari perjanjian damai tersebut.