Republiktimes.com – Dalam rangka menyambut Kongres Nasional Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Ketua Umum SEMMI Kota Bandung, Hibban Abdul Hadi menyampaikan amanat yang menegaskan pentingnya semangat persatuan dan kesarekatan sebagai fondasi utama perjuangan mahasiswa muslim di seluruh Indonesia.
“Kita sudah dalam bingkai kesarekatan. Paradigmanya adalah bahwa kita semua adalah saudara. Ketika gagasannya sudah sama, maka gerakannya pun akan seirama, siapapun dan dari manapun yang menakhodai.” ujar Hibban. Lanjutnya, amanat ini menjadi pengingat bahwa kekuatan utama organisasi terletak pada sinergi dan kebersamaan, bukan sekadar pada sosok pemimpin atau perbedaan latar belakang kader.
Dalam amanatnya, Ketua Umum SEMMI Kota Bandung juga menyoroti tantangan internal yang kerap dihadapi organisasi mahasiswa. Ia menekankan bahwa perpecahan dalam pergerakan mahasiswa muslim seringkali bukan disebabkan oleh perbedaan visi, melainkan oleh kecurigaan dan kurangnya kepercayaan satu sama lain. “Hal yang kerap membuat pergerakan tercerai-berai bukanlah perbedaan visi, tetapi kecurigaan satu sama lain,” ujarnya. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh kader untuk membangun kepercayaan, memperkuat komunikasi, dan menanamkan rasa saling menghormati demi terciptanya gerakan yang solid dan harmonis.
Kongres Nasional SEMMI: Momentum Konsolidasi dan Kebangkitan
Kongres Nasional SEMMI yang akan digelar pada 28–31 Mei 2025 di Kota Padang menjadi momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan antar kader, memperkuat kesamaan visi, dan menyelaraskan langkah dalam menghadapi tantangan bangsa ke depan. Kongres ini akan dihadiri ratusan kader dari berbagai daerah dan diharapkan menjadi ajang konsolidasi nasional guna memperkuat peran mahasiswa muslim dalam pembangunan bangsa.
Ketua Umum SEMMI Sumatera Barat, Fajrul Huda, menegaskan bahwa kongres ini merupakan momentum besar bagi kader SEMMI se-Indonesia. Pemerintah daerah pun menyambut baik dan siap mendukung penuh pelaksanaan kongres, mengingat peran strategis mahasiswa dalam membawa semangat intelektual dan kebangsaan di tengah masyarakat.
Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) didirikan pada 2 April 1956 di Jakarta oleh Arudji Kartawinata, sebagai bagian dari upaya membentuk basis kader intelektual muda dari kalangan mahasiswa untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan. SEMMI merupakan organisasi kemahasiswaan yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kebangsaan, serta memiliki komitmen kuat untuk mencetak generasi muda yang kritis, progresif, dan berintegritas tinggi dalam menjawab tantangan bangsa.
SEMMI telah melalui berbagai fase sejarah, mulai dari masa-masa aktif dalam gerakan mahasiswa, menghadapi pembekuan di era Orde Baru, hingga kembali bangkit dan aktif pasca reformasi. Kini, SEMMI memiliki 276 cabang di seluruh Indonesia dan terus berperan aktif dalam dinamika gerakan mahasiswa nasional.
Ketua umum SEMMI Kota Bandung menutup amanatnya dengan pesan penting, “Ini bukan soal siapa yang memimpin, tapi bagaimana kita bergerak dalam satu irama untuk Indonesia yang lebih baik.” Pesan ini menegaskan bahwa kekuatan organisasi terletak pada keselarasan langkah dan kebersamaan, bukan pada figur semata. Dengan semangat persatuan, kesarekatan, dan komitmen kebangsaan, SEMMI diharapkan dapat terus menjadi motor penggerak perubahan positif di kalangan mahasiswa muslim Indonesia, serta berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa di masa depan.