Republiktimes.com – Agama hadir dalam kehidupan manusia untuk fungsi yang sangat vital. Dari agama kita mendapatkan nilai. Dari nilai-nilai itu kita menghadirkan keterarahan hidup.
Ada banyak perkara-perkara dalam hidup ini yang kita tidak bisa menjawabnya dengan akal semata. Padahal, perkara tersebut sangat strategis dalam hidup kita. Kita hanya bisa mendapatkan jawabannya dari wahyu. Misalnya : tanpa wahyu kita sulit untuk menjawab: siapa kita? Darimana dan hendak kemana? Untuk apa? Selanjutnya bagaimana?
Kekuatan dan kekokohan kehidupan beragama tidak berdiri sendiri. Agar agama ini berdiri teguh, kita memerlukan sarana dan penopangnya. Diantara penopang agama yang sangat penting adalah : kesejahteraan dan keamanan.
Imam al-Ghazali menyebutkan 5 maslahat yang bersifat urgen, yaitu: agama, jiwa, akal, keturunan (kehormatan) dan harta. Bagian yang paling bawah berperan menopang bagian di atasnya. Maka, harta berperan menopang kemaslahatan kehormatan / keturunan, akal, jiwa dan agama. Demikian halnya, akal dan jiwa berperan menopang kemaslahatan agama.
Islam melarang pemeluknya mengkonsumsi barang-barang yang haram. Kelaparan membuka ruang bagi seseorang mengkonsumsi yang terlarang. Dengan begitu, ada sisi keagamaan yang tidak terlaksana secara sempurna karena ada masalah tidak ada kesejahteraan.
Rasulullah saw melarang kita shalat menghadap makanan yang telah tersaji siap santap. Sementara kondisi kita lapar. Demikian pula, beliau saw juga menganjurkan mendahulukan makan lebih dahulu daripada shalat, bila makanan telah tersedia.
Kedua kondisi itu dapat menghalangi kesempurnaan shalat. Tujuan shalat untuk mengingat Allah bisa gagal gara-gara masalah perut. Hilangnya rasa aman tidak kalah ganasnya mengikis kesempurnaan kehidupan beragama. Situasi yang menguras kesabaran.
Salah satu sebab rukhshah atau keringanan dalam aktifitas keagamaan adalah krisis keamanan.
Gerakan shalat dapat terdiskon karena adanya rasa takut atau kekhawatiran yang kuat. Kita bisa shalat dengan duduk bila kita yakin bahwa berdiri dapat membahayakan.
Demikian halnya rukuk dan sujud. Hal yang sama terjadi dalam shalat khauf; pergantian formasi shaff shalat karena ada kekhawatiran serangan pihak lawan dari arah tertentu.
Nabi Ibrahim berdoa, “Ya Rabb, jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan berikanlah penduduknya rezeki berbagai buah-buahan bagi mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir.”
Surah Quraisy juga mengajarkan bahwa Allah swt memerintahkan mereka untuk menyembah Allah setelah memberi mereka makanan dan keamanan.
Menjadikan Indonesia sebagai super power dunia berarti menjadikan Indonesia negara yang maju dari sisi kesejahteraan dan keamanan. Kuat ekonominya dan kuat militernya. Keduanya akan menjadi penopang kehidupan beragama di negari ini.
Kesejahteraan dan keamanan di negeri ini tentu akan memberikan kemaslahatan yang besar bagi agama ini. Bisa menjadi muzakki, bukan sebagai penerima zakat. Bisa menjadi pemberi donor, bukan penerima donor. Bisa menjadi produsen dan bukan konsumen.
Penulis: Dr. Abdul Rochim