Republiktimes.com, Tangerang Selatan — Tim dosen Universitas Pamulang (UNPAM) mendorong penguatan literasi digital sebagai upaya mencegah meningkatnya kejahatan social engineering yang semakin kompleks seiring perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Ketua tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) UNPAM Christien Rozali mengatakan kejahatan digital saat ini tidak lagi hanya memanfaatkan celah teknis sistem, tetapi lebih banyak mengeksploitasi sisi psikologis pengguna.
“Literasi digital menjadi perlindungan utama masyarakat dalam menghadapi ancaman kejahatan digital yang semakin rumit, terutama yang memanfaatkan AI,” kata Christien dalam kegiatan PKM di PKBM Bina Insan Kamil, Tangerang Selatan.
Kegiatan tersebut melibatkan dosen UNPAM Samso Supriyatna dan Syifaurachman sebagai narasumber, serta lima mahasiswa, dengan sasaran siswa Paket C sebagai bagian dari penguatan literasi digital di tingkat pendidikan setara sekolah menengah atas.

Syifaurachman menjelaskan social engineering merupakan salah satu bentuk kejahatan digital yang paling sering terjadi karena memanfaatkan kelengahan pengguna. Modus yang digunakan antara lain phishing, penyamaran identitas, pesan darurat palsu, hingga penipuan melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan TikTok.
“Banyak pesan penipuan dibuat menyerupai komunikasi sehari-hari sehingga sulit dikenali, terutama oleh pengguna dengan pemahaman digital yang masih terbatas,” ujarnya.
Ancaman tersebut semakin berkembang dengan pemanfaatan teknologi AI. Samso Supriyatna menyebut AI telah digunakan untuk membuat deepfake, meniru suara, hingga menyusun pesan otomatis yang terdengar sangat meyakinkan.
“Dengan AI, pelaku kejahatan dapat meniru suara atau identitas seseorang secara akurat. Tanpa literasi digital yang memadai, masyarakat sangat rentan menjadi korban,” kata Samso.

Selain pemaparan materi, peserta juga dibekali praktik langsung pengamanan digital, antara lain mengaktifkan autentikasi dua faktor, mengelola kata sandi yang kuat, mengatur privasi akun media sosial, serta mengenali pesan dan tautan mencurigakan.
Hasil evaluasi melalui pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman peserta dengan rata-rata kenaikan nilai sebesar 45,1 poin, terutama pada aspek penerapan keamanan digital dan identifikasi penipuan daring.
Kepala PKBM Bina Insan Kamil Udin Alamsyah As. menyatakan kegiatan tersebut memberikan dampak positif bagi peserta dan diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
“Kegiatan ini sangat membantu peserta dalam memahami risiko kejahatan digital dan cara melindungi diri di ruang digital,” katanya.
UNPAM berharap kegiatan tersebut dapat berkontribusi dalam membangun ekosistem literasi digital yang aman serta meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap kejahatan siber di era AI.



