Jakarta, Republiktimes.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan rencananya untuk membatasi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan anggaran negara di tengah tekanan fiskal yang terus meningkat akibat fluktuasi harga minyak dunia dan beban subsidi yang tinggi.
Pengamat ekonomi Pusat Kajian Analisis Ekonomi Nusantara, Edo Segara Gustanto, mengingatkan agar pemerintah berhati-hati dalam penerapan kebijakan ini. Edo, yang juga dosen ekonomi Institut Ilmu Al Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta ini, menyoroti risiko peningkatan harga barang kebutuhan pokok yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah.
“Pengurangan subsidi BBM harus disertai dengan program kompensasi yang tepat sasaran agar tidak menimbulkan dampak sosial yang besar, terutama bagi masyarakat miskin,” ungkap Edo kepada media (28/8/2024).
Selain itu, Edo juga menyoroti pentingnya kepastian regulasi bagi para investor di sektor energi. Kebijakan ini, menurut mereka, bisa berdampak pada rencana investasi di sektor energi dan transportasi jika tidak disertai dengan kerangka regulasi yang jelas. Pemerintah diharapkan untuk segera mengumumkan detail kebijakan tersebut dan menjalin koordinasi yang baik dengan lembaga terkait guna meminimalisir dampak negatif dari pembatasan subsidi ini.[]