Jakarta, Republiktimes.com – Marc Cucurella telah membuktikan dirinya sebagai pemain kunci bagi tim nasional Spanyol dengan penampilan luar biasa yang membantu negaranya menjuarai Piala Eropa 2024. Dalam pertandingan final yang berlangsung di di Stadion Olympiastadion, Berlin (Senin, 15 Juli 2024). Cucurella memainkan peran penting dalam kemenangan 2-1 atas Inggris. Penampilan defensif yang solid serta kontribusi ofensifnya membuatnya menjadi salah satu pemain Spanyol paling menonjol di lapangan.
Gol penutup Spanyol bahkan tercipta dari assist Cucurella yang dieksekusi sempurna oleh Mikel Oyarzabal. Sepanjang pertandingan, Cucurella menunjukkan kecepatan, visi permainan, dan ketangguhan yang membuat lini pertahanan Inggris kesulitan. Aksi-aksinya tidak hanya membantu dalam menciptakan peluang gol, tetapi juga menjaga keseimbangan tim di sektor pertahanan.
Pada pertandingan final tersebut, kemenangan Spanyol hadir berkat gol-gol yang diciptakan Nico Williams dan Mikel Oyarzabal, sedangkan Inggris sempat menyamakan kedudukan melalui Cole Palmer.
Bersinar di Timnas, Melempem di Level Klub
Namun, terlepas dari penampilannya yang luar biasa di panggung internasional, nasib Cucurella di klubnya, Chelsea, sangat berbeda. Sejak bergabung dengan Chelsea dari Brighton & Hove Albion pada musim panas 2022, Cucurella kesulitan mendapatkan waktu bermain yang konsisten. Meskipun menunjukkan potensi besar dan kemampuan yang mumpuni, dia sering kali hanya menjadi pilihan kedua di belakang pemain-pemain seperti Ben Chilwell.
Manajer Chelsea saat ini, Enzo Maresca, beberapa kali menyebutkan bahwa persaingan di skuad Chelsea sangat ketat, dan setiap pemain harus berjuang keras untuk mendapatkan tempat di tim utama. Namun, banyak pengamat sepak bola dan penggemar Chelsea merasa bahwa Cucurella belum mendapatkan kesempatan yang adil untuk menunjukkan kemampuannya secara penuh.
“Saya merasa frustrasi,” kata Cucurella dalam sebuah wawancara eksklusif pada media Inggris. “Saya tahu apa yang bisa saya berikan untuk tim, tetapi saya harus menunggu kesempatan saya. Saya akan terus bekerja keras dan berharap bisa mendapatkan lebih banyak waktu bermain di musim yang akan datang.”
Penggemar Chelsea berharap manajemen klub dapat melihat kontribusi Cucurella di tim nasional dan memberinya lebih banyak kesempatan di level klub. Mereka yakin bahwa dengan memberikan waktu bermain yang cukup, Cucurella bisa menjadi aset berharga bagi Chelsea, seperti halnya bagi tim nasional Spanyol.
Statistik Marc Cucurella di Timnas Spanyol
Marc Cucurella telah menjadi bagian penting dari tim nasional Spanyol sejak awal turnamen Euro 2024. Sejak dimulainya kompetisi, Cucurella telah menunjukkan konsistensi dan performa luar biasa, bermain dalam lima dari enam pertandingan yang telah dimainkan Spanyol. Kehadirannya di lapangan memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai aspek permainan tim, baik dalam hal pertahanan maupun distribusi bola.
Menurut catatan UEFA, statistik Cucurella mencerminkan keefektifan dan kualitas permainannya. Dia telah melakukan delapan kali tekel dan berhasil merebut bola sebanyak 31 kali, menunjukkan keahlian bertahannya yang tangguh. Selain itu, akurasi umpannya mencapai 91,2 persen, sebuah angka yang mencerminkan ketepatan dan kecermatan dalam mendistribusikan bola kepada rekan-rekan setimnya. Keterampilan ini sangat penting dalam menjaga aliran permainan dan menciptakan peluang bagi tim.
Tidak hanya unggul dalam statistik individu, daya jelajah Cucurella juga sangat mengesankan. Selama pertandingan, ia telah menempuh jarak total 53,27 km, menunjukkan stamina dan dedikasinya dalam mengejar bola dan mendukung tim di berbagai sisi lapangan. Kemampuan fisiknya yang luar biasa ini memungkinkan Cucurella untuk terus memberikan tekanan kepada lawan dan berkontribusi dalam berbagai fase permainan, menjadikannya salah satu pemain kunci bagi Spanyol di Euro 2024.
Juara Keempat Kalinya Tim Matador
Ini merupakan gelar Euro keempat bagi Spanyol setelah sebelumnya dapat mereka menangkan pada edisi 1964, 2008 dan 2012, sekaligus menjadi pemegang Euro terbanyak sepanjang sejarah, melewati Jerman yang memiliki tiga gelar.
Sementara itu, hasil ini membuat Inggris harus merasakan kegagalan kedua di partai puncak Euro secara beruntun, setelah pada edisi sebelumnya dikalahkan Italia lewat drama tendangan adu penalti.