Dosen Pulang Kampung: IPB University bangun kesadaran ekologis petani lewat Kompos Takakura

Ketua Prodi PPP IPB sekaligus Koordinator Program, Muhammad Iqbal Nurulhaq, S.P., M.Si. bersama komunitas tani di Kapas.

Republiktimes.com – IPB University melalui Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (PPP), Sekolah Vokasi, melaksanakan program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) di Kelurahan Kapas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk. Bekerja sama dengan Kelompok Tani Sumber Pangan, kegiatan ini mengusung tema: “Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani melalui Pelatihan Pembuatan Kompos Metode Takakura.”

Program ini bertujuan memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat tani melalui pendekatan partisipatif, sekaligus menjawab tantangan pertanian lokal secara aplikatif. Kegiatan dimulai pada 10 Juli dengan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan penyuluh pertanian lapang (PPL), ketua dan anggota kelompok tani, serta dosen dan mahasiswa IPB.

Dalam pembukaan, Ririh Sekar Mahardisiwi, S.P., M.Si., menekankan pentingnya dialog antara akademisi dan petani. Ketua Prodi PPP IPB sekaligus Koordinator Program, Muhammad Iqbal Nurulhaq, S.P., M.Si., menambahkan bahwa Dospulkam diharapkan dapat menghasilkan kontribusi nyata dan berkelanjutan bagi komunitas tani di Kapas.

Diskusi yang dipandu oleh Tri Budiarto, S.KPm., M.Si., berlangsung dinamis. Para petani berbagi praktik pertanian setempat, termasuk pola tanam intensif dan ketergantungan pada pupuk kimia. Praktik pembakaran jerami pascapanen dan rendahnya penggunaan bahan organik menjadi sorotan utama dalam diskusi.

Sebagai tindak lanjut, pada 11 Juli digelar pelatihan pembuatan kompos berbasis metode Takakura di rumah Ketua Kelompok Tani. Pelatihan ini melibatkan anggota kelompok tani, penyuluh, perwakilan kelurahan, dan Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kabupaten Nganjuk.

Kegiatan dimulai dengan edukasi tentang kesehatan tanah. Petani membawa sampel tanah untuk diuji pH-nya menggunakan kertas lakmus. Hasil menunjukkan pH sekitar 6,5—kategori ideal bagi pertanian. Dengan pemahaman tersebut, peserta diajak menyadari pentingnya menjaga kesuburan tanah melalui pengembalian bahan organik, seperti jerami.

Praktik pembuatan kompos dengan metode Takakura dianggap efisien, mudah diterapkan, dan relevan bagi petani padi. “Jerami sebaiknya tidak dibakar, tetapi dikembalikan ke tanah sebagai kompos agar kesehatan tanah tetap terjaga,” jelas pemateri dari tim IPB University.

Koordinator BPP Nganjuk, Joko Nugroho, mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap IPB dapat terus menjalin kerja sama, termasuk membuka peluang KKN di wilayahnya. “Kami ingin kegiatan ini berdampak nyata dan mengubah sikap petani dalam jangka panjang,” ujarnya.

Sementara itu, Muhammad Iqbal menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah awal transformasi budidaya yang lebih ramah lingkungan. “Ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan pertanian berkelanjutan di tingkat akar rumput.”

Melalui program Dospulkam, IPB University menunjukkan komitmennya sebagai agen perubahan yang hadir langsung di tengah masyarakat. Program ini menjadi sarana penguatan kelembagaan tani, peningkatan kesadaran ekologis, dan dorongan menuju sistem pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan.