Ekonom sebut 8 Menteri Prabowo layak direshuffle

Republiktimes.com – Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, dengan tegas menyebutkan, bahwa sebanyak delapan menteri yang ada dalam Kabinet Pemerintahan Prabowo, layak untuk direshuffle. Hal itu disampaikannya, dalam Diskusi Publik Aktual Forum, bertema ‘Kocok Ulang Kabinet Prabowo, 5 Menteri Layak Direshuffle’.

“Bukan lima, malah bisa delapan menteri,” ujar Huda, pada Minggu (13/7/2025), di Tebet, Jakarta.

Bukan tanpa alasan, Huda menyebutkan, bahwa delapan menteri dalam ‘Kabinet Merah Putih’ tersebut dianggap ‘belum mampu’ mengemban tugas yang telah diberikan oleh Prabowo dengan baik. Bahkan, beberapa di antaranya, ada yang terlibat dalam dugaan kasus, hingga buruknya komunikasi publik yang menyebabkan kegaduhan.

“Menteri ESDM, Bahlil, kebijakan antre LPG yang dibuatnya menyebabkan kematian. Menteri Koperasi, Budi Arie, diduga terlibat kasus judi online (judol). Menteri BKPM, Rosan Roeslani, yang rangkap jabatan.”

“Kemudian ada Menko Perekonomian, Airlangga, dan Menkeu, Sri Mulyani, yang gagal dalam meningkatkan laju perekonomian dan mendongkrak pendapatan negara. Juga ada Menko Pangan, Zulkifli Hasan, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dan Kepala BGN, Dadan Hindayana, yang gagal dalam menjalankan tugasnya masing-masing.”

Mengingat indikator yang telah disebutkan di atas, serta sudah hampir satu tahunnya berjalan pemerintahan, Huda menegaskan, bahwa sudah seharusnya Prabowo mengambil langkah tegas, dengan mereshuffle beberapa menteri, dari 109 jumlah menteri dalam kabinetnya.

“Ini problem yang sangat kritis, harusnya sudah ada evaluasi. Kalau takut direshuffle, sebaiknya jangan jadi menteri,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Program Pusat Polling Indonesia (Puspoll), Chamad Hojin, menanggapi sebaliknya. Menurutnya, keberhasilan Prabowo dalam mengkondisikan kondisi sosial dan politik, sangat baik, sehingga tidak diperlukan adanya reshuffle kabinet, dalam waktu dekat.

“Kondisi sosial politik pemerintahan Prabowo saat ini sangat stabil dan surveinya cukup tinggi. Justru alih-alih bukannya mereshuffle, malah ditambah, karena saya dengar akan ada pembentukan badan-badan baru dalam pemerintahan,” ujar Hojin.

Meski dirinya tak menampik bahwa kondisi ekonomi tidak stabil, namun dalam kondisi sosial politik, Prabowo telah berhasil mengkondisikan dengan baik. Sebab, 109 menteri dalam kabinetnya dianggap sudah mewakili hampir semua parpol di parlemen.

“Reshuffle sulit, tapi kalau reposisi mungkin saja terjadi. Kalaupun ada pergantian, lebih karena kasus atau kegaduhan, seperti Mendiktisaintek Satryo Brodjonego, kemarin,” tutupnya.