Kecelakaan Kereta di India: Suara Ledakan dan Kengerian di Tengah Gelap Gulita

Pada Jumat, 2 Juni 2023, India diguncang oleh kecelakaan kereta yang menakutkan. Ompal Bhatia, seorang penumpang yang selamat, menggambarkan momen mengerikan saat kereta yang ditumpanginya keluar dari jalur. Bersama dengan tiga temannya, Bhatia sedang dalam perjalanan menuju Chennai untuk bekerja.

Bhatia, seorang pria berusia 25 tahun yang bekerja di industri kayu lapis, harus berdiri sepanjang perjalanan empat jam di dalam Coromandel Express yang sesak. Dia dan teman-temannya bergantung pada rantai yang tersedia di gerbong S3 yang penuh sesak.

Kereta api merupakan moda transportasi yang sering digunakan oleh pekerja harian dan buruh murah di sekitar Chennai dan Bangalore. Sayangnya, kereta yang mereka naiki tidak memiliki fasilitas AC.

Rute kereta ini melintasi perbukitan di sepanjang pantai timur India, dan membutuhkan waktu lebih dari 24 jam untuk menyelesaikan perjalanan sejauh 1600 kilometer. Banyak penumpang seperti Bhatia harus menempuh perjalanan dalam keadaan yang sangat penuh, dengan tidak adanya tempat duduk.

Saat itu hari menjelang senja. Beberapa penumpang yang beruntung memiliki tempat duduk sedang menikmati makan malam mereka, sementara yang lain mencoba untuk beristirahat.

Moti Sheikh, seorang penumpang lain di gerbong yang sama, juga harus berdiri sepanjang perjalanan. Dia sedang berbincang-bincang dengan enam orang pria dari desanya. Rencananya, mereka akan makan malam dan kemudian tidur dengan duduk di lantai karena tidak ada tempat duduk yang tersedia.

Tiba-tiba, suara ledakan terdengar. Bhatia dan Sheikh merasakan kereta mulai bergerak mundur. Sheikh awalnya mengira itu adalah suara rem, namun kemudian gerbong mereka terguling.

“Saat kecelakaan itu terjadi, kami pikir kami sudah mati. Setelah menyadari bahwa kami masih hidup, kami berusaha menuju jendela darurat untuk keluar dari kereta. Gerbong keluar dari jalur dan terjatuh ke satu sisi,” ungkap Bhatia kepada Reuters melalui telepon pada Sabtu, 3 Juni 2023.

Saat mereka keluar dari kereta, mereka melihat kekacauan di sekitar mereka. “Banyak orang terbunuh. Semua orang berjuang untuk menyelamatkan diri atau mencari orang yang mereka cintai,” kata Bhatia. Beruntung, ia dan teman-temannya selamat dari tragedi tersebut.

Sheikh juga mengungkapkan bahwa mereka tidak berharap bisa selamat. “Kami menangis saat keluar dari kereta,” katanya, sambil menambahkan bahwa bantuan datang sekitar 20 menit setelah kecelakaan terjadi.

Kecelakaan tersebut terjadi ketika Coromandel Express keluar dari jalur dan menabrak kereta barang yang terparkir di sana. Selanjutnya, kereta tersebut bertabrakan dengan kereta lain yang datang dari arah berlawanan.

Laporan awal menyalahkan kegagalan sinyal sebagai penyebab kecelakaan tersebut, yang mengakibatkan lebih dari 800 orang terluka dan sekitar 300 orang tewas. Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan terus bertambah seiring berlanjutnya operasi penyelamatan.

Archana Paul, seorang ibu rumah tangga dari Benggala Barat, berada di kereta lain bernama Howrah Yesvantpur Express saat kecelakaan terjadi. “Tiba-tiba terdengar suara keras, dan semuanya menjadi gelap,” ujarnya.

Paul melakukan perjalanan bersama saudara laki-lakinya dan putranya yang berusia 10 tahun. Saat menyadari bahwa kereta telah tergelincir, dia mencoba mencari putranya dan saudara laki-lakinya, tetapi tidak dapat melihat mereka.

“Orang-orang mulai berdiri perlahan. Mereka meminta saya untuk keluar, tetapi saya menolak karena saya ingin mencari anak saya. Namun, mereka tetap memaksakan agar saya keluar terlebih dahulu,” cerita Paul.

Akhirnya, Paul dipindahkan keluar dari gerbong dan menunggu di luar sambil berharap putranya akan muncul. Sayangnya, putranya tidak muncul, dan karena Paul mengalami luka, dia langsung dibawa ke rumah sakit di Balasore.

Saat berada di tempat tidur rumah sakit, Paul menangis saat berbicara dengan Reuters dan memohon bantuan untuk menemukan putranya.

Kaushida Das, seorang perempuan berusia sekitar 55 tahun, juga selamat dari kecelakaan tersebut, namun putrinya meninggal dunia. “Meskipun saya selamat, hidup saya tidak punya arti lagi. Putri saya adalah segalanya bagi saya,” katanya dengan sedih.

Jumlah korban tewas akibat kecelakaan kereta di India ini mencapai 288 orang, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka. Jumlah korban tewas tersebut masih dapat berubah karena kemungkinan adanya duplikasi penghitungan.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengunjungi lokasi kecelakaan kereta dan menyambangi para penumpang yang terluka dirawat di rumah sakit. Dia menegaskan bahwa para pelaku yang bertanggung jawab atas tragedi ini harus dihukum setimpal.

Reuters 

Share this post :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest