Republiktimes.com – Ribuan bangunan roboh, rumah sakit dan sekolah hancur dan puluhan ribu orang terluka atau kehilangan tempat tinggal di beberapa kota Turki dan Suriah akibat gempa berkekuatan 7,8 – yang paling mematikan di Turki sejak 1999 – dan yang kedua satu jam kemudian.
Cuaca musim dingin yang ekstrem juga menghambat upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan. Kondisi ini membuat keadaan korban gempa semakin menyedihkan. Beberapa daerah bahkan sudah kehabisan bahan bakar dan warganya hidup tanpa listrik.
Republiktimes yaitu Lenny Hamdi menghubungi salah satu narasumber yang merupakan anggota dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Turki yaitu Darlis Aziz untuk mengetahui kondisi terkini di sana.
Republiktimes: Bang Darlis, bagaimana kondisi kawan – kawan di sana?
Darlis Aziz : Saya sampaikan yang pertama mohon di catat bahwa pusat gempa itu terjadi di Kota Kahramanmaras itu berada sekitar 1.150 km dari Istanbul, atau sekitar 600 km dari Ankara, ibukota Turki. Gempa ini terjadi pusatnya di Kahramanmaras. Kahramanmaras ini berada di bagian Timur Selatan atau Tenggaranya Turki. Beberapa provinsi yang berdampak secara umum itu ada yang meninggal dan luka-luka berat. Bangunan runntuh secara umum yang terdampak itu ada 10 provinsi.
Yang paling parah itu Kahramanmaras, kemudian Malatya, kemudian Adana, Hatay, Adiyaman, itu 5 terparah. Kemudian 5 terparah kedua itu; Saliurfa, Diyarbakir, Osmaniye, Kilis, dan Ganziantep. Di Hatay itu yang paling parah berdampak disitu rumah sakit dan bandara rusak berat, tidak bisa mendarat pesawat sehingga bantuan sampai kesana itu tidak bisa di daratkan gitu ya. Di Malatya ada 2 hotel yang runtuh, kemudian bumbungan di bandaranya juga jebol dan hancur. Kemudian di Kayseri juga berdampak ada 1 masjid yang menara dan kubahnya itu runtuh ya. Sampai dengan saat ini ada 16.400 personil yang bekerja di lapangan, dan dari luar negeri ada 65 negara yang memberikan bantuan yang memberikan pertolongan pertama di lapangan. Yang dibutuhkan adalah tenda-tenda dan tempat penginapan sementara dan juga beberapa kebutuhan lainnya katakanlah pemanas, jaket, alat tidur, karena banyak warga yang tidak bisa tidur di dalam rumah mereka memilih di luar dan tempat-tempat umum seperti masjid dan museum, sekolah dan sebagainya sehingga mereka sangat membutuhkan pemanas badan ya. Dan lain-lain juga alat kesehatan dan juga makanan. Sementara seperti itu yang bisa saya sampaikan.
Republiktimes: info total terkini jumlah korban berapa?
Darlis: jumlah korban sampai dengan saat ini itu ada 2.921 orang, itu angka resmi ya yang di umumkan, ada yang belum di umumkan, artinya yang sudah diumumkan secara resmi ada 2.921 meninggal, kemudian 15.834 orang itu luka-luka. Kemudian 6.217 bangunan runtuh. (Dilansir dari Detikcom telah mencapai 7.800 korban jiwa)
Lenny: Ada dari warga negara Indonesia?
Darlis: saat ini ada beberapa orang yang melaporkkan tapi kita masih menunggu pengumuman resmi dari KBRI juga, itu ada 3 orang, di situs website kemenhub itu sudah ada 3 orang yang dinyatakan luka-luka korban, tidak ada korban yang meninggal datanya.
Lenny: saya pernah dengar kalau Presiden Erdogan sebelum gempa sudah membangun gedung-gedung persiapan untuk pengungsi, benar atau tidak?
Darlis: ada beberapa, cuma karena memang kejadiannya sekaligus di kota terbesar maka banyak rumah yang runtuh kan ya sehingga persiapan itu pun tidak mencapai 100 persen, tidak penuh, tetapi masih ada kekurangan. Basecamp building-nya kan katakanlah satu kabupaten anggaplah ada 5 daerah kemarin dari yang saya baca itu menteri dalam negeri meminta untuk dibukakan tempat umum seperti sekolah, masjid, rumah sakit dan museum-museum untuk pengungsian sementar selain tenda-tenda yang dibangun oleh badan penanggulangan bencana di negara Turki.
Republiktimes: Asumsi kami itu sudah di bangun itu adalah sebuah rumah atau sesuatu yang sudah di bangun kami pikir?
Darlis Aziz: Sebelum kejadian gempa itu sudah di bangun, sudah ada memang, tapi untuk yang setelah gempa itu di bangun bersifatnya tenda sementara untuk tahan dingin tempatnya yang ada pemanasnya.
Republiktimes: Berarti karena sekarang kondisinya memang dingin yang diperlukan penahan dingin dalam bentuk apapun ya?
Darlis Aziz: iya betul.
Republiktimes: Sejauh ini penanganan pemerintahnya bagaimana, biasanya kalau ada gempa hal yang perlu diperhatikan sanitasi, hunian, sandang pangan, medis dan kerohanian, sejauh ini bagaimana?
Darlis Aziz: Yang sudah dilakukan saya lihat kebutuhan mendesak seperti sandang pangan kemudian papan, artinya sifatnya kebutuhan yang paling primer. Sementara untuk yang lain-lain yang sekunder belum, healing misalkan, ada tapi belum masif. Lalu yang sifatnya medical kemudian rescue kemudian makan minum dan pakaian itu saja sih yang paling mendesak. Jadi mereka focus untuk rescue dan keselamatan warga.
Republiktimes: Pengungsian itu biasanya yang paling rentan kan perempuan ya, ada perhatian khusus terkait hal itu tidak seperti tempat, bagaimana disana?
Darlis Aziz: ya kalau pengungsian di pisahkan yang saya lihat yang perempuan yang laki-laki.
Republiktimes: begitupun sanitasinya berarti ya?
Darlis Aziz: ya sanitasinya dipisahkan juga di tenda pengungsian. Tapi kebanyakan masih di rumah-rumah saudaranya.
Republiktimes: Jadi bukan di pengungsian warga yang mengungsi itu tapi malah di tempat saudaranya ya?
Darlis Aziz: iya, tadi saya telepon dengan kawan yang di kawasan yang terdampak ya katanya memang mereka banyak yang di tampung di rumah warga yang tidak roboh. Jadi kan yang roboh ada 6.000-an dari 5 propinsi terparah itu kan, jadi yang terdampak kebanyakan di tampung di rumah warga lain atau yang tidak mau di tempatkan di sekolah. Sekolah kan diliburkan pekan ini, jadi di sekolah atau di masjid sampai waktu yang tidak ditentukan.
Republiktimes: ada pandangan lain yang beredar di Turki yang menyebutkankan penyebab gempa di Turki selain tektonik?
Darlis Aziz: sejauh ini belum saya temukan.
Republiktimes: semua menyebutkan penyebabnya adalah tektonik?
Darlis Aziz: ya.