Republiktimes.com – 16 Juni 2025 Iran telah melancarkan serangan balasan kepada Israel sebagai respon atas serangan Israel 3 hari sebelumnya. Serangan yang disebut Iran sebagai “Operation True Promise 3” mengirimkan 350 misil balastik dan drone ke Israel. Meskipun Israel mengklaim pertahanan udaranya berhasil menangkis 95% serangan, namun pada faktanya terjadi kerusakan hebat di akademi militer AS serta bangunan sipil di Tel Aviv, Bnei Brak, Haifa, dan Petah Tikva.
Efektifitas teknologi persenjataan Iran ini mengagetkan dunia mengingat Iran telah lama menerima sanksi embargo impor persenjataan dari berbagai negara. Sanksi ini diberikan PBB terhadap aktifitas pengembangan persenjataan nuklir. Meskipun telah diembargo kurang lebih 5 tahun, pada faktanya perkembangan teknologi persenjataan Iran telah berkembang dengan pesat melebihi perkiraan banyak pihak.
Seiring berakhirnya embargo impor senjata Iran pada tahun 2020, Iran diketahui telah banyak bekerja sama dengan Rusia dalam hal teknologi persenjataan. menurut laporan SIPRI, antara tahun 2020 hingga tahun 2024 98-100% persen impor senjata Iran berasal dari Rusia. Rusia telah mengirimkan lebih dari 2000 drone Shahed/Mojaher dan ratusan rudal. Selain itu Rusia juga telah mengirimkan jet pelatih Yak-130 dan juga transfer teknologi.
Iran dan Rusia juga telah melakukan perjanjian strategis dibidand pertahanan. Perjanjian telah ditandangani Januari 2025 lalu dengan nama “Treaty on Comprehensive Strategic Partnership” yang mencakup kerjasama militer selama 20 tahun.