Republiktimes.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar candaan yang dilontarkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengenai ucapan “amin” dalam shalat tidak dianggap terlalu serius. Ketua Umum MUI, Kiai Haji Anwar Iskandar, menjelaskan bahwa kata “amin” di penghujung Surat Al Fatihah saat shalat memiliki arti harapan agar Allah mengijabah permintaan, baik untuk diri sendiri, orang tua, maupun guru.
Anwar Iskandar menekankan bahwa bacaan “amin” sudah ada sejak zaman dahulu dan merupakan bagian dari tata cara shalat. Dia menyarankan agar pembacaan “amin” tidak dipolitisasi dan tidak dicampuradukkan dengan urusan politik. Menurutnya, candaan terkait hal ini tidak perlu diperbesar-besarkan.
“Dalam praktik shalat, tidak semua jamaah menyebutkan kata “amin” di penghujung bacaan Al Fatihah, dan hal ini adalah suatu hal yang biasa, ujar Anwar. Ia juga meminta agar hal ini tidak dihubungkan dengan politik atau dijadikan bahan polemik yang panjang.
Anwar Iskandar juga merespons candaan terkait shalat dan politik yang dilontarkan oleh beberapa tokoh, termasuk Kiai Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, dan Gubernur Anies Baswedan. Ia menekankan bahwa suasana politik yang memanas harus dihadapi dengan hati-hati, dan semua pihak, termasuk tokoh agama, politikus, dan calon presiden, diminta untuk berbicara secara bijak dan tidak mempermainkan isu agama.
Bahkan, kata dia, terakhir candaaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan.
Anwar menegaskan saat ini suasana politik memanas. Banyak hal dikait-kaitkan dengan politik. Ia juga meminta semua pihak, termasuk para capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda soal agama.
“Nah, karena ini nuansanya politik sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi, saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustaz ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama, saya berharap supaya hati-hati,” pesannya.
Anwar berharap kepada seluruh bangsa, rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan Indonesia. Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus itu dapat terprovokasi.
“Kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali,” katanya menegaskan.
Dalam konteks pemilihan presiden, Anwar Iskandar menyatakan bahwa candaan terkait inisial “AMIN” yang disamakan dengan Anies dan Muhaimin adalah hal yang berbeda dengan nuansa agama murni. Dia berharap agar masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan dan damai, serta tidak terprovokasi oleh isu-isu sensitif yang berkaitan dengan agama dalam konteks politik.