Nadirsyah Hosen: Konflik belum usai, harusnya aktivis NU menolak bertemu Presiden Israel

Jakarta, Republiktimes.com – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen, menyampaikan pandangan kritis terkait pertemuan sejumlah aktivis NU dengan Presiden Israel. Menurutnya, langkah tersebut tidak bijaksana mengingat konflik antara Israel dan Palestina yang hingga kini belum mencapai resolusi damai. Hal ini disampaikan, buntut lima aktivis NU (Zainul Maarif, Gus Syukron Makmun, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.

Dalam pernyataannya, Nadirsyah Hosen menegaskan bahwa seharusnya para aktivis NU mengambil sikap tegas dengan menolak undangan tersebut. “Konflik di Palestina masih jauh dari kata selesai. Tindakan ini justru bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap kebijakan-kebijakan Israel yang kontroversial,” ujar Nadirsyah.

Ia menambahkan bahwa, NU itu bertindak bukan hanya atas pilar tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi), tapi juga tawazun dan i’tidal. “Tawazun artinya seimbang. Itu sebabnya mereka saat mendapat undangan harus menimbang banyak hal terlebih dahulu, termasuk geo politik dan konflik yg terjadi saat ini. I’tidal artinya tegak lurus pada aturan main, keadilan dan kebenaran. Kita tahu bagaimana Mahkamah Internasional sudah bersikap. Begitu juga kebijakan pemerintah RI soal ini. Jadi yang dilakukan kelima orang itu jauh dari prinsip NU (tawazun dan i’tidal),” ungkapnya.

Ia juga menilai jika kelima aktivis yang mengaku NU tersebut agar mengaca. “Presiden Israel itu hanya simbol seremonial belaka. Tidak menjalankan roda pemerintahan sehari-hari. Jadi alasan mau berdiskusi soal konflik dg dia itu menunjukkan ketidakpahaman soal struktur pemerintahan Israel. Lagipula seruan damai Sekjen PBB dan Paus Fransiskus saja dicuekin, mereka ini siapa kok merasa bisa mempengaruhi kebijakan Netanyahu,” kritik Nadirsyah yang juga saat ini mengajar di Monash University, Australia.

Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut memberikan tanggapan resmi terkait kejadian ini. Savic Ali menegaskan kunjungan para cendekiawan Nahdliyin ke Israel bukan merupakan utusan PBNU. Savic Ali mengaku belum mengetahui secara pasti apa tujuan cendekiawan Nahdliyin menemui Isaac Herzog.[]

Share this post :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest