Pemuda dan Pemilu Merdeka

Republiktimes.com – Kemerdekaan adalah hak semua bangsa, sehingga penting bagi setiap warga negara merasakan alam merdeka. Merdeka dulu seringkali disandingkan bebas dari penjajahan bangsa asing seperti Jepang, Inggris dan Belanda. Tetapi sekarang, merdeka adalah kenikmatan bebas dari rasa kelaparan, kemiskinan, kebodohan dan ketergantungan Indonesia dari negara asing. Jika bangsa ini mampu memandirikan diri dan berdaulat di negeri sendiri, maka kita akan bersiap menjadi negara superpower di dunia.

Sebagai negara merdeka, cita-cita menjadi bangsa berdaulat, mandiri dan bebas dari segala keterbelakangan menjadi jalan panjang impian semua bangsa Indonesia. Dibesarkan dengan kesamaan nasib dan takdir sejarah pernah merasakan penjajahan, membuat identitas kebangsaan Indonesia terbentuk untuk berusaha menjadi bangsa yang satu, bangsa Indonesia. Meskipun keberagaman itu muncul dalam bentuk suku bangsa, agama, dan kepentingan kelompok yang berbeda, nasionalisme yang dimotivasi semangat menjadi bangsa merdeka terus lahir dan tumbuh dalam pikiran juga hati jutaan rakyat Indonesia. Setiap perayaan kemerdekaan, kita dilanda satu euforia kebaruan bagaimana mengenang jiwa kepahlawanan yang pernah hadir di bumi Indonesia untuk ditumbuhsuburkan dengan kehidupan kebangsaan yang kontemporer.

Konteks kekinian dimana kita hidup di era digital, alam kemerdekaan sesungguhnya milik pemuda Indonesia sebab generasi muda menjadi kunci utama dari terpapar langsung pengaruh digital yang menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Modalitas pikiran, peran sebagai agen perubahan dan generasi yang lepas dari beban sejarah masa lalu selayaknya menjadi alat efektif pemuda menggelorakan kemerdekaan di era digital. Pada era digital pemuda senantiasa dituntut mampu memaksimalkan peran sosial, politik, ekonomi dan budaya dalam mencapai target besar bangsa ini ke depan yaitu memaksimalkan potensi bonus demografi yang mencapai puncaknya tahun 2045. Jika potensi dan peran pemuda termaksimalkan kita percaya Indonesia akan menjadi bangsa yang benar-benar merdeka dan mampu menjadi kekuataan lima besar dunia.

Dalam perspektif penulis, ada delapan peran penting pemuda dalam relevansinya di era kemerdekaan khususnya zaman digital menuju masyarakat 5.0. Pertama, peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda sehingga menjadi sumber daya manusia produktif, unggul dan mampu berdaya saing global. Kedua, memaksimalkan kekayaan alam Indonesia untuk diolah, dieksplorasi dan diberdayakan untuk kepentingan masyarakat Indonesia secara luas sehingga terwujud aspek keadilan dan kesejahteraan kolektif bangsa Indonesia. Ketiga, pemanfaatan kondisi geografis dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di negara kepulauan untuk mendukung tercapainya misi Indonensia poros maritim dunia. Tiga langkah strategis ini dapat menjadi perspektif kompetensi dinamis pemuda Indonesia dalam mengenal potensi bangsa dan negara sehingga mampu menjadi negara super power di dunia.

Peran keempat, penguatan Pancasila sebagai ideologi kebangsaan dalam usaha mencegah perilaku destruktif yang mengarahkan kepada instabilitas sosial politik di tanah air. Kelima, mendorong penataan politik yang sehat dan berkeadilan khususnya menyambut pemilu 2024 agar tak ada lagi penyebaran berita hoaks, ujaran kebencian dan perilaku provokatif yang mengganggu keamanan dalam negeri Indonesia. Keeenam, mendorong ekonomi Pancasila berbasis koperasi yang sesuai spirit konstitusi serta meninggalkan ekonomi kapitalistik yang terbukti melemahkan perekonomian nasional. Ketujuh, memassifkan kehidupan sosial budaya nasional yang berakar dari tradisi dan kearifan lokal yang hidup di masyarakat sehingga pergaulan bangsa Indonesia tetap mengedepankan internasionalisme tanpa meninggalkan nasionalisme dan kecintaan kepada budaya asli bangsa Indonesia. Terakhir, menciptakan pemuda yang tangguh dalam menjaga pertahanan dan keamanan nasional, dimana salah satunya mendukung negara mengadakan kegiatan komponen cadangan dan peningkatan wawasan kebangsaan.

Dari beragam peran penting di era kemerdekaan, pemuda dapat memulai salah satunya dengan aktif dalam kegiatan politik praktis dengan maju sebagai pejuang rakyat di parlemen. Dengan kebersihan jiwa, ketangguhan mental dan kemampuan berfikir kritis-solutif, calon anggota legislatif muda adalah warna baru dalam perpolitikan nasional. Apalagi jika dikaitkan dengan cukup besarnya potensi pemilih muda sehingga perlu ada ketersambungan sejarah dan koneksi aspirasi sehingga apa yang menjadi harapan dan keinginan kaum muda dapat tersalurkan melalui kebijakan politik dan pemerintahan. Sebab sudah tidak lagi zamannya kita apolitis mengingat dunia sekarang mengedepankan peran penting pemuda dalam politik di era digital ini.

Dalam usaha mendorong tonggak kepemimpinan nasional dan amanat rakyat di parlemen dari kalangan pemuda, pemuda tidak boleh menunggu melainkan merebut kendali kepemimpinan nasional dengan bertarung secara ulet dan tangguh dalam kontestasi pemilihan umum. Ajang pemilu adalah perebutan kepemimpinan yang sah dan konstitusional untuk mengambil amanat yang dipercayakan rakyat Indonesia kepada wakilnya di parlemen. Konteks ini, pemuda harus memulai dengan jejak karya nyata seperti mendorong tumbuhnya lapangan kerja dengan semangat sociopreneurship, penciptaan kader pemimpin muda melalui organisasi kepemudaan di masyarakat, menumbuhkan semangat berfikir dan bertindak dalam mengatasi konflik sosial di masyarakat dan mengembangkan kompetensi diri sebagai pendidik atau guru di masyarakat khususnya dalam kemampuan digitalisasi sebagai tren global di segala bidang. Secara praktis perlu ada keterikatan masyarakat sebagai kelompok sosial dan pemuda sebagai individu yang layak dipercayakan untuk melanjutkan aspirasi masyarakat di parlemen kelak.

Mengacu kepada semua kondisi di atas, kita mendorong pemuda agar menciptakan pemilu 2024 sebagai pertarungan politik yang edukatif, menghibur dan menyenangkan. Berkompetisi boleh, asalkan tetap mengedepankan kultur khas bangsa indonesia yang harmoni, rukun, musyawarah-mufakat dan dilandasi semangat persaudaraan antar anak bangsa. Kita sebagai pemuda perlu mendorong para calon pemimpin bangsa baik eksekutif dan legislatif mengedepankan akal sehat dan perilaku fair play, sehingga pemilu menjadi pesta demokrasi rakyat. Pesta yang dirasakan apapun hasil akhirnya menjadi kebanggaan bangsa indonesia dan menjadi teladan kehidupan berdemokrasi di tingkat dunia.

Penulis: Muhammad Aderman

Share this post :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest