Pengamat mengingatkan angka PHK Tahun 2024 meningkat drastis

Republiktimes.com – Tahun 2024 mencatatkan lonjakan signifikan dalam jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data terbaru, hingga akhir September 2024, hampir 53 ribu tenaga kerja mengalami PHK. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat lebih dari 52.000 pekerja terimbas PHK dalam periode Januari hingga September 2024, dengan angka terkini mencapai 52.993 tenaga kerja per 1 Oktober 2024.

Januariansyah Arfaizar, Dosen STAI Yogyakarta yang aktif mengamati tentang tenaga kerja di Indonesia, menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh berbagai faktor, terutama ketidakmampuan perusahaan untuk bersaing dalam perkembangan dan situasi bisnis saat ini. “Banyak perusahaan menghadapi tekanan yang kuat dari perubahan teknologi dan permintaan pasar, yang menyebabkan mereka terpaksa mengambil langkah drastis seperti PHK untuk menjaga kelangsungan usaha,” ungkapnya saat dihubungi oleh Tim Republiktime.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Ketenagakerjaan, Indah Anggoro Putri, juga menyoroti angka PHK yang mencolok di tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar dalam angka PHK, dengan 24.013 tenaga kerja terimbas. “Sektor ini menghadapi tantangan berat, dan banyak perusahaan yang tidak mampu bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat,” jelasnya.

Januariansyah menambahkan bahwa dampak PHK tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga menciptakan efek sosial yang signifikan. “Banyak pekerja yang kehilangan sumber penghidupan mereka, dan ini bisa menyebabkan peningkatan angka pengangguran,” katanya.

Pengamat ekonomi tenaga kerja ini juga mengingatkan peran penting pemerintah dan pemangku kebijakan dalam menciptakan aturan dan berbagai kebijakan yang mendukung keberlangsungan usaha dan melindungi tenaga kerja. “Investasi dalam pelatihan dan peningkatan keterampilan menjadi sangat penting agar para pekerja bisa beradaptasi dengan perubahan di dunia kerja,” ungkap Januariansyah yang juga aktif sebagai peneliti di PS2PM Yogyakarta.

Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari semua pihak untuk mencegah angka pengangguran yang semakin meningkat. Diharapkan, langkah-langkah konkret dapat diambil untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dunia kerja saat ini, serta menciptakan iklim usaha yang lebih stabil di masa mendatang, tutup Januariansyah saat dihubungi oleh republiktimes.

Share this post :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest