Prabowo wacanakan koalisi permanen, KPD: Berpotensi merugikan demokrasi

Republiktimes.com – Kawal Pemilu dan Demokrasi (KPD) menilai ‘koalisi permanen’ yang diwacanakan Presiden Prabowo Subianto berpotensi merugikan demokrasi, karena akan terjadi ketidakseimbangan kekuatan politik sehingga kebijakan pemerintah bisa berjalan tanpa kontrol efektif.

Hal ini disampaikan langsung oleh Koordinator Nasional KPD, Miftahul Arifin, pada Sabtu, (15/2/2025).

“Koalisi permanen dapat menciptakan monopoli kekuasaan, di mana partai-partai terpaksa ikut dalam koalisi besar. Padahal demokrasi yang sehat memerlukan persaingan ide dan gagasan antar partai,” ungkap pria yang biasa disapa Miftah.

Menurutnya, jika dalam demokrasi ada satu kelompok yang terlalu dominan, ini berpotensi terjadi pengendalian sistem politik yang tidak sehat. Di sini, sistem multipartai menjadi tidak relevan, karena yang berkuasa hanyalah satu kelompok besar.

“Demokrasinya mengarah ke demokrasi procedural, bukan subtansial, Pemilu tetap diadakan, tetapi tidak ada persaingan politik yang berarti. Dan Pemilu hanya menjadi formalitas saja,” terangnya.

Lanjut dia, koalisi permanen bisa membuat demokrasi kehilangan makna, karena tidak ada kompetisi politik. Rakyat akan kehilangan alternatif pilihan dalam pemilu.

“Padahal dalam demokrasi rakyat harus lebih disuguhkan berbagai macam alternatif pilihan. Pemilu harus memberikan pilihan yang kompetitif kepada rakyat,” tukasnya.

Share this post :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest