Putin Hadapi Upaya Pembunuhan, Rusia-AS Terancam Perang

Republiktimes.com – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, menyatakan bahwa Rusia dan Amerika Serikat (AS) kini berada pada ambang perang terbuka. Hal ini terjadi setelah serangan drone terhadap Istana Kremlin dalam upaya untuk membunuh Presiden Vladimir Putin pada Rabu lalu. Moskow mengklaim bahwa serangan drone yang dilakukan oleh Ukraina tersebut terjadi, termasuk satu di atas benteng Istana Kremlin. Namun, Kiev membantah tuduhan tersebut.

Perlu dicatat bahwa saat serangan drone terjadi, Putin tidak berada di Istana Kremlin. “Kami berusaha untuk mencegah hubungan dengan AS jatuh ke dalam jurang konflik bersenjata terbuka,” ujar Ryabkov dalam sebuah wawancara televisi pada Jumat (5/5/2023). “Kami berada di ambang jurang tersebut,” tambahnya.

Ryabkov menggambarkan pejabat di Washington sebagai “lawan” dan “musuh” Rusia karena kebijakan “Russophobia” yang menurutnya, dikejar tanpa mempertimbangkan risikonya. “Kemarahan dan kebencian yang ditunjukkan oleh Washington terhadap Rusia, terlepas dari situasi yang seharusnya membuat mereka memikirkan keselamatan mereka sendiri, tidak dapat dijelaskan,” ucapnya.

Ryabkov menyatakan bahwa saat ini tidak ada upaya diplomatik yang nyata terkait konflik di Ukraina yang mungkin terjadi antara kedua negara, karena AS cenderung mendorong eskalasi lebih lanjut. “AS telah lama terlibat langsung dalam konflik ini dan telah lama melancarkan perang hibrida terbuka terhadap negara kami,” ungkap Ryabkov seperti yang dilaporkan oleh Russia Today. Diplomat Rusia tersebut menyebutkan bahwa pihak Washington tampaknya mengabaikan pernyataan dari pejabat Rusia, seperti pernyataan Menteri Luar Negeri Antony Blinken tentang klaim Rusia bahwa Ukraina terlibat dalam serangan drone di Kremlin.

“Kami akan menerima apa pun yang keluar dari Kremlin dengan sikap skeptis yang besar,” kata Blinken kepada Washington Post. “Kami menyerahkan pada Ukraina untuk memutuskan bagaimana mereka akan mempertahankan diri,” tambah Blinken. Menurut Ryabkov, pemerintah AS menganggap setiap sinyal yang datang dari Moskow sebagai bagian dari kampanye disinformasi.

“Sementara itu, Rusia benar-benar siap menggunakan segala cara yang ada untuk mencegah ancaman terhadap keamanan dan keselamatan kepemimpinannya,” tegas Ryabkov. Ia juga menegaskan kembali klaim Rusia bahwa Washington ikut bertanggung jawab bersama Kiev atas serangan drone tersebut, meskipun klaim ini dibantah oleh AS.

Share this post :

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest