Republiktimes.com – Mantan Ketua Presma BEM UGM 2001 sekaligus Koordinator Jaringan Aktifis Reformasi Indonesia Maju (JARI Maju 98), Rahman Toha, menyoroti pernyataan Pak Ganjar terkait video yang beredar setelah debat ketiga capres oleh KPU. Dalam video tersebut, terjadi obrolan antara capres pasangan Amin (Anis Baswedan dan Cak Imin) dan capres Gama (Ganjar Prabowo dan Mahfud MD), yang juga merupakan Ketua Umum (non-aktif) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada – Kagama. Dalam percakapan tersebut, Ganjar Pranowo, atas nama Ketum Kagama, mengajak pasangan capres Amin dan Gama untuk “kompak” sebagai sesama alumni UGM.
“Pernyataan Pak Ganjar kurang pantas, karena terlihat seolah – olah menggunakan Kagama sebagai alasan untuk mengompakkan pasangan capres no 1 dan no 3.
Rahman menyampaikan komentarnya bahwa Kagama memiliki keragaman dan warna yang beragam, termasuk preferensi politik dalam pemilu/pilpres. Ia mempertanyakan apakah Kagama seharusnya diarahkan hanya untuk mendukung pasangan capres no 01 dan 03 saja, mengingat ada alumni UGM yang mendukung capres no 02.
“Meskipun mungkin itu hanya candaan tapi interpretasi bisa beragam, terutama karena Pak Ganjar sendiri adalah capres no 03,” Rahman menambahkan.
Ia berharap agar Kagama, baik Ketua Umum maupun pengurusnya, dapat menjaga netralitas dan independensinya sebagai wadah alumni UGM yang beragam dalam warna, profesi, dan preferensi politik. Hal ini diharapkan agar Kagama dapat memberikan kontribusi optimal bagi alumni, almamater, dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Rahman saat ini menjabat sebagai Koordinator JARI Maju 98 (Jaringan Aktifis Reformasi Indonesia Maju).