Gaza, Republiktimes.com – Dunia dikejutkan dengan berita meninggalnya Ismail Haniyeh, pemimpin terkemuka HAMAS. Haniyeh, yang telah lama menjadi simbol perlawanan Palestina, meninggal dunia serangan terencana Israel di Iran (31/7/2024). Kabar duka ini memicu spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin HAMAS, sebuah organisasi yang berpengaruh di Gaza dan Palestina.
Nama-nama calon pengganti Haniyeh mulai bermunculan, dengan Yahya Sinwar menjadi salah satu kandidat terkuat. Sinwar, yang saat ini memimpin sayap militer HAMAS, memiliki reputasi kuat di kalangan anggotanya dan dianggap memiliki visi yang tegas untuk masa depan organisasi. Selain Sinwar, Saleh al-Arouri, yang dikenal karena peranannya dalam urusan eksternal dan diplomasi HAMAS, juga disebut-sebut sebagai calon potensial.
Kemungkinan munculnya kandidat dari generasi baru juga tidak bisa diabaikan, mengingat dinamika internal organisasi ini. Proses pemilihan pemimpin baru akan diawasi dengan ketat, baik oleh warga Palestina maupun oleh komunitas internasional, karena akan berdampak besar pada politik regional dan internasional.
Kepemimpinan baru HAMAS akan sangat menentukan arah kebijakan dan strategi organisasi dalam beberapa tahun mendatang. Dunia internasional kini menantikan langkah selanjutnya dari HAMAS dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini.
Mengenal Yahya Sinwar, Pengganti Ismail Haniyeh Pimpinan HAMAS
Yahya Sinwar lahir di sebuah kamp pengungsi Khan Younis, Jalur Gaza, pada 29 Oktober 1962. Keluarga Sinwar merupakan pengungsi asal Ashkelon yang terpaksa menyingkir selama Perang Arab-Israel tahun 1948. Yahya Sinwar pernah kuliah di Universitas Islam Gaza jurusan bahasa Arab dan aktif ikut organisasi pergerakan Palestina hingga berujung penahanan.
Pada 1985, ia terlibat pembentukan Munaẓẓamat al-Jihād wa al-Da’wah (al-Majd). Ini adalah organisasi pemuda Islam yang bertugas mencari tahu informan Palestina yang telah direkrut Israel.
Setelah pembentukan Hamas, al-Majd lalu menjadi salah satu pasukan keamanan yang dilengkapi senjata. Sinwar sempat ditahan Israel dan dijatuhi hukuman seumur hidup dengan tuduhan aksi pembunuhan terhadap warga Palestina yang menjadi informan Israel.
European Council on Foreign Relations dalam Mapping Palestinian Politics menuliskan Yahya Sinwar menjadi pemimpin Hamas di Gaza dan termasuk anggota Politbiro sejak 2017.
Sinwar adalah salah satu tokoh utama yang menghubungkan politbiro Hamas dengan sayap bersenjata Brigade Izz al-Din al-Qassam (IQB). Laporan yang sama menyebutkan Sinwar bakal menghukum pihak yang menghalangi proses rekonsiliasi dengan Fatah. Benarkah Yahya Sinwar yang akan menggantikan Ismail Haniyeh, kita tunggu saja.[]