Trump umumkan kesepakatan besar dengan Presiden Prabowo, Isu tarif ditunda

Tangkapan layar - Pernyataan Presiden Trump di akun Truth peribadinya terkait kesepakatan besar dengan Indonesia yang turut diposting Sekretariat Kabinet di akun Media Sosial, Selasa (15/7/2025).

Republiktimes.com – Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump mengumumkan bahwa dirinya telah mencapai sebuah “kesepakatan besar” dengan Indonesia melalui pembicaraan langsung dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump melalui akun media sosial pribadinya, Truth Social, pada Selasa (8/7) pukul 20.50 waktu setempat. “Kesepakatan besar, untuk semua pihak, baru saja tercapai dengan Indonesia. Saya bernegosiasi langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati. Rincian akan segera menyusul!!!” tulisnya.

Unggahan Trump memicu spekulasi publik terkait isi dan sektor kerja sama yang dimaksud, meskipun hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari Gedung Putih maupun pihak Istana Kepresidenan RI atau Kementerian Luar Negeri.

Menariknya, unggahan tersebut turut dibagikan ulang melalui Instagram Story Sekretariat Kabinet RI, meski tanpa penjelasan lebih lanjut.

Trump tidak menyebutkan secara spesifik bidang kerja sama, namun pernyataan ini muncul hanya dua hari setelah ia mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara yang mendukung blok BRICS. Dalam unggahan sebelumnya pada Minggu (6/7), Trump menyatakan bahwa tidak akan ada pengecualian bagi negara yang mendukung kebijakan anti-Amerika dari kelompok BRICS.

Indonesia yang tengah menjajaki keanggotaan penuh dalam BRICS pun merespons cepat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama tim negosiasi tarif diterbangkan ke Washington D.C. pada 8 Juli 2025 untuk melakukan pembicaraan langsung.

Presiden Prabowo sendiri baru saja menghadiri KTT BRICS di Brasil pada 6–7 Juli 2025, di mana ia bertemu sejumlah pemimpin dunia dan investor untuk memperluas jejaring kerja sama ekonomi global.

Dalam perkembangan terbaru, Airlangga dalam keterangan pers di Brussel pada Sabtu (12/7) mengonfirmasi bahwa pemerintah AS menunda penerapan tarif impor 32% terhadap produk Indonesia. Keputusan ini merupakan hasil negosiasi dengan Menteri Perdagangan AS dan Kepala USTR pada 9 Juli 2025 di Washington.

Penundaan tersebut berlaku selama tiga minggu sebagai ruang bagi penyelesaian perundingan lanjutan. Selain tarif, negosiasi juga mencakup isu hambatan non-tarif, kerja sama ekonomi digital, serta penguatan kemitraan di sektor mineral kritis seperti nikel dan tembaga—yang disebut menjadi fokus ketertarikan AS untuk memperluas hubungan strategis dengan Indonesia.