Yogyakarta, Republiktimes.com – Badan Sistem Informasi (BSI) UII dalam program UIIAcademy mengadakan seminar dan workshop “Yogyakarta Cyber Resilience 2023,” yang diselenggarakan pada tanggal 19-20 Juni 2023, bertempat Gedung Kuliah Umum Dr. Sardjito, Universitas Islam Indonesia.
Workshop ini diadakan untuk memberikan pengalaman langsung dalam menghadapi tantangan dan menguji keterampilan peserta dalam mengatasi serangan siber, pada rangkaian acara Yogyakarta Cyber Resilience 2023 hari kedua (20 Juni 2023).
Dalam sambutannya, Rektor UII, Fathul Wahid mengatakan, transformasi digital yang dijalankan UII dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan pengalaman berharga dan kesadaran baru terkait pentingnya untuk menaruh perhatian kepada resiliensi siber (cyber resilience).
“Transformasi digital yang semakin masif telah menjadikan resiliensi siber semakin mendesak dan relevan. Ancaman siber yang terus berkembang secara konstan mengharuskan kita untuk memahami dan menghadapinya dengan kesiapan dan ketahanan yang tepat,” kata Fathul, Senin (19/6/2023).
Sulistyo, Deputi Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam keynote speechnya mengatakan bahwa ancaman keamanan siber umumnya ada dua, yakni malware dan kebocoran data. “Ancaman data juga mendjadi momok, karena ada tiga hal. Data dicari oleh pelaku kejahatan siber, data sengaja diberikan, dan yang terakhir data dicuri,” ungkap Sulistyo.
Sementara salah satu pemateri acara seminar ini, Muhammad Andri Setiawan ketika ditanyakan apakah perlu software yang mahal untuk mengamankan data institusi? Andri menjawab, “hal tersebut harus harus diassesment keamanannya dan disesuaikan dengan organisasi masing-masing,” ungkap Andri yang merupakan CIO Universitas Islam Indonesia.[]