Bantul, Republiktimes.com – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta bekerja sama dengan Yayasan Griya Jati Rasa menyelenggarakan acara bertajuk “Deklarasi Pergerakan Mitigasi Perubahan Iklim dan Transformasi Ekonomi Hijau di Daerah Istimewa Yogyakarta Berbasis Masyarakat”. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (22/04/2025) di auditorium kampus IIQ An Nur Yogyakarta.
Acara dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk jajaran pimpinan kampus, seperti rektor, dekan, kaprodi, dosen, dan staf IIQ An Nur Yogyakarta, serta pihak Yayasan Griya Jati Rasa, dan tamu undangan dari luar, seperti Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kadis DLHK) DIY, Direktur Yayasan Griya Jati Rasa, Direktur PT Pandu Wijaya Negara, Edi Supriyanto, dan sejumlah awak media. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, tidak dapat hadir secara langsung dan diwakili oleh Kadis DLHK DIY, Kusno Wibowo, S.T., M.Si.
Acara diawali dengan doa untuk bumi yang dipimpin oleh Drs. H. Atmaturida, M.Pd., dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh paduan suara yang didirigeni Anna Istanti. Sambutan pertama disampaikan oleh Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Dr. Ahmad Sihabul Millah, M.A.
“Deklarasi ini merupakan bagian dari gerakan yang penting dan mendesak. Kita tahu bumi sedang ‘sakit’, dan kita memiliki kewajiban untuk peduli,” ujar Rektor.
“Kami sendiri tidak tahu alasan pasti Yayasan Griya Jati Rasa memilih IIQ An Nur sebagai mitra. Namun, perlu diketahui, sejak lama IIQ An Nur dan Pondok Pesantren An Nur telah menunjukkan kepedulian terhadap isu pengelolaan sampah. Bahkan, banyak penelitian dosen yang berfokus pada tema-tema ekologi,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Yayasan Griya Jati Rasa, Farsijana Adeney-Risakotta, Ph.D., menyampaikan bahwa pemilihan IIQ An Nur Yogyakarta sebagai mitra kolaborasi bukan tanpa alasan.
“IIQ An Nur telah lama berada di hati kami. Kami telah lama ingin berkolaborasi, dan baru kali ini terwujud. Kami tahu IIQ An Nur memiliki visi yang sejalan dengan kami, yakni mempraktikkan mitigasi perubahan iklim secara nyata di lingkungan masyarakat muslim,” tuturnya.
“Acara ini bukan hanya sekadar deklarasi semata, melainkan juga diikuti oleh aksi nyata, yaitu penanaman 500 pohon beragam jenis,” tambah Nona.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kusno Wibowo, S.T., M.Si., Gubernur DIY menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolektif ini:
“Terima kasih karena seluruh entitas yang terlibat dalam gerakan ini dapat sepakat membangun ikhtiar kolektif: untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran terhadap krisis iklim, mendorong gerakan masyarakat dalam praktik ekonomi hijau yang inklusif, mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dalam etika lingkungan hidup, serta membangun kolaborasi lintas sektor yang saling menguatkan.”
Selanjutnya, para hadirin menyaksikan film dokumenter bertema perubahan iklim, termasuk film berjudul “Bimo Ngreseiki Jagad”. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat komitmen penurunan emisi gas rumah kaca dan distribusi 500 bibit pohon dari Yayasan Griya Jati Rasa dan DLHK DIY kepada delapan lembaga mitra.
Penyerahan simbolik juga dilakukan oleh PT Pandu Wijaya Negara yang memberikan lima bibit pohon nyamplung, serta penyerahan bibit pohon dari Gubernur DIY kepada berbagai pihak, seperti pimpinan IIQ An Nur Yogyakarta, Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa, dan perwakilan dari beberapa kelurahan di DIY.
“Pohon nyamplung ini sangat luar biasa. Ia memiliki kemampuan tinggi dalam menyerap karbon dan berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan,” ujar Edi.
Agenda dilanjutkan dengan simulasi mitigasi perubahan iklim oleh empat kelompok: Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa (ekonomi kreatif), Obah Apik Yayasan Al-Ma’had An Nur Ngrukem (pengelolaan sampah berbasis pesantren), serta dari sektor medis dan kesehatan yang diwakili oleh dr. Ida Ayu Triastuti, MHPE, dosen FK Universitas Kristen Duta Wacana.
Selanjutnya, Maghfur MR, M.Ag., dosen Fakultas Tarbiyah IIQ An Nur, membacakan puisi bertajuk “Pelukan Bumi, Warisan Abadi”. Salah satu baitnya berbunyi:
Tak hanya kata, melainkan aksi nyata:
menanam pohon kebersamaan, bersihkan sungai kegelisahan,
hemat energi keserakahan, hidup sederhana,
bersama kita rawat bumi; warisan abadi.
Acara puncak berupa pembacaan Deklarasi Mitigasi Perubahan Iklim dan Transformasi Ekonomi Hijau dipimpin oleh Rektor IIQ An Nur dan diikuti seluruh peserta. Usai deklarasi, hadirin bersama-sama menyanyikan lagu “Lestarikan Hutan” yang dipopulerkan oleh Cak Sodiq New Monata. Sebagai penutup, dilakukan penanaman 500 pohon secara simbolik di halaman kampus oleh Rektor IIQ An Nur Yogyakarta, Direktur Yayasan Griya Jati Rasa, dan Direktur PT Pandu Wijaya Negara.[]